Monday, October 31, 2016

Dampak Jalur Rel Kereta Ganda Bagi Kemajuan Sektor Transportasi dan EKonomi

Tidak terasa sudah enam tahun saya menjadi penglaju Pekalongan-Semarang. Posisi kerja di Semarang dan keluarga di Pekalongan membuat saya memutuskan untuk menjadi penglaju semenjak tahun 2010. Awalnya memang berat karena jarak Pekalongan-Semarang kurang lebih 95 km. Kalau ditempuh jalan darat misalnya naik bis atau travel butuh waktu sekitar 2,5 jam dengan catatan tanpa kemacetan.
Awal menjadi penglaju di tahun 2010 saya bergonta-ganti menggunakan mode transportasi mulai dari naik kereta, bis, travel sampai membawa kendaraaan sendiri. Sampai tahun 2014 semua masih berat karena beragam halangan terutama faktor kemacetan dan belum bagusnya transportasi umum. Mau naik bis, naik kereta, maupun naik travel tetap memakan waktu lama. Kalau harus berangkat pagi dan pulang di sore harinya sungguh berat. Setiap pagi saya harus berangkat paling tidak jam 5 baik naik bis, kereta maupun travel dengan harapan jam 8 sudah sampai Semarang. Kemudian sore harinya harus kembali ke Pekalongan.
Perkembangan infrastruktur di bidang kereta api terutama pembangunan rel ganda jalur Tegal-Bojonegoro merubah segala kesulitan yang saya hadapi tersebut. Kehadiran rel ganda ini membuat frekuensi perjalanan kereta api semakin sering dengan waktu tempuh yang semakin cepat. Pekalongan-Semarang bisa ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit menggunakan kereta. Berikut beberapa kereta relasi Pekalongan-Semarang berserta jadwalnya.
Kereta Kaligung

Kereta Kaligung Relasi Tegal-Semarang, sumber gambar disini




Kereta Kaligung merupakan kereta legendaris relasi Tegal-Semarang. Kereta ini mengalami metamorfosa dengan berganti beragam nama mulai dari Kaligung, Kaligung Mas, Kaliung Baru dan Sekarang menjadi Kaligung Borobudur.

Kaligung Borobudur dengan Interior baru, sumber gambar disini
Kereta Kaligung berangkat dari Pekalongan-Semarang setiap jam 5.57 wib, 10.25 wib, 13.00 wib dan 18.00 wib. Sebaliknya dari Semarang-Pekalongan berangkat tiap jam 6.00 wib, 9.25 wb, 12.15 wib dan 16.30. Hampir setiap sore jam 16.30 saya naik kereta ini untuk pulang ke Pekalongan.
Selain Kaligung masih banyak kereta lain yang siap melayani rute Pekalongan-Semarang diantaranaya Kamandaka, Argo MUria, Tawang Jaya, Cermai Express dll.

Berikut beberapa dampak nyata kehadiran rel ganda Teal-Bojonegoro bagi sektor transportasi dan Ekonomi.
 Sektor TRansportasi
a. Berkurangnya angka kemacetan di jalur pantura terutama Pekalongan-SEmarang karena penumpang memilih menggunakan kereta api. Kemacetan juga berkurang karena angkutan barang juga mulai beralih ke kereta api.

Sektor Ekonomi
Setiap pagi tidak kurang dari 200 penumpang naik kereta kaligung dari Pekalongan-Semarang. Mereka datang dari beragam profesi, mayoritasnya adalah pedagang. Pekalongan dikenal dengan produk batiknya. Para pedagang memanfaatkan kereta untuk transportasi barang. Geliat prtumbuhan ekonomi di Pekalongan sangat terasa.

KRITIK DAN MASUKAN
a. Pembangunan rel ganda memberi dampak positif bagi pengurangan kemacetan jalan, meski demikian secara alami juga membunuh tansportasi lain terutama bis dan travel. Mereka tidak bisa bersaing dengan kereta api sehingga pelan-pelan bis jalur Semarang-Pekalongan mulai mati suri.
b. Orang Indonesia biasanya pintar membuat tetapi tidak pintar merawat. Ini nampaknya yang mulai muncul dalam perawatan rel ganda. Beberapa kali rel rusak sehingga jalur ganda kembali menjadi tunggal dan memperlambat jalannya kereta. Ini pekerjaan besar bagi PT Kereta Api Indonesia untuk bisa merawat rel ganda sehingga bisa memberikan pelayanan prima.

No comments:

Post a Comment