Dalam kurun waktu 2
tahun pemerintahan Presiden Jokowi capaian positif bidang kesehatan dibarengi
dengan beragam pemberitaan kasus yang menggerus capaian positif di bidang
kesehatan tersebut.
Beberapa capaian
positif dibidang kesehatan yang telah dicapai dalam kurun waktu 2 tahun diantaranya adalah:
- Penurunan angka kematian ibu (AKI)
- Penguatan layanan kesehatan seperti peningkatan tenaga kesehatan di daerah terpencil, peningkatan fasilitas kesehatan
- Peningkatan Pasilitas Kesehatan (Faskes) yang menjadi mitra JKN
- Alokasi anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN telah terpenuhi
Peningkatan alokasi anggaran minimal 5% dari APBN adalah amanat UU untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Amanat ini telah ditunaikan dalam waktu 2 tahun pemerintahan. Peningkatan alokasi anggara menjadi salah satu capaian positif bidang kesehatan yang jarang diketahui oleh masyarakat.
Vaksin Palsu dan BPJS Kesehatan
Merebaknya vaksin palsu menjadi isu di bidang kesehatan yang menggerus kredibilitas kementrian kesehatan. Keberhasilan program vaksinasi seperti program Pekan
Imuniasi Nasional (PIN) seolah tenggelam dengan gempita pemberitaan vaksin palsu yang
mengikis kepercayaan public terhadap layanan kesehatan di Indonesia.
Jutaan masyarakat yang tertolong melalui program BPJS
KEsehatan seolah tidak berarti dengan banyaknya pemberitaan tentang
penelantaran pasien BPJS atau kesulitan klaim dan proses yang selama ini
gipermasalhkan. Kalau BPJS masih banyak kekurangan ya kekurangan itu yang
harus diperbaiki. Salah satu isu yang menghantam layanan BPJS Kesehatan adalah penilaian bahwa layanan ini dpandang dari kacamata agama Islam masih haram. Solusinya sebenarnya sederhana kalau BPJS masih dipnadang haram prosesnya mari duduk bersama untuk membuat proses
BPJS menjadi halal.
Kinerja PR Pemerintah
Banyak hal positif dicapai pemerintah di bidang kesehatan tetapi hal negatif yang banyak diberitakan. Kondisi ini artinya perlu strategi komunikasi yang tepat dari PR
pemerintah, jangan-jangan selama ini jajaran humas di berbagai level
pemerintahan tidak bekerja maksimal atau bahkan tidak mengerti apa yang harus
diperbuat.
Ada beberapa persoalan terkait humas di daerah. Saya pernah
mengisi pelatihan humas untuk sebuah pemerintah daerah dan mereka yang
diikutsertakan justru tidak memahami fungsi humas, tidak memiliki kemampuan
teknis memedai di bidang komunikasi seperti analisi opini public, membuat
berita, press release dan kemampuan teknis lainnya. Mereka mengakui kalau
sebagian besar mereka adalah PNS yang dianggap tidak kompeten atau tidak
memiliki keahlian khusus sehingga ditempatkan di humas. Tempat ini seolah
menjadi pesakitan menampung PNS yang kurang kompeeten.
Semestinya bagian Humas diisi oleh orang-orang yang kompeten, memahami fungsi dan peran humas pemerintah sekaligus kemampuan analisis publik yang memadai. Merekalah yang berperan besar untuk menyampaikan capaian positif pemerintah di berbagai level sehingga masyarakat bisa mengetahui.
Masyarakat selama ini masih menjadikan media massa nasional dan sosial media sebagai rujukan untuk mengetahui informasi terbaru. Sementara media yang dimiliki pemerintah baik website resmi maupun akun sosial media masih belum dilirik.
Ini menjadi pekerjaan besar bagi humas pemerintah untuk meningkatkan kemampuan agar bisa menyampaikan informasi positif kepada publik.
Sumber
tulisan:
No comments:
Post a Comment