Wednesday, November 1, 2017

Memancing (Halusinasi atau Realita)

Perjalanan naik kreta Pekalongan-Semarang pagi ini diwarnai cerita seru seorang penumpang tentang memancing. Kebetulan penumpang tersebut duduk di sebelah saya, jadilah cerita memancing yang dia sampaikan mau tidak mau harus saya dengarkan sambil sesekali menimpali.
Inti ceritanya begini: Pada suatu malam penumpang tadi memancing dengan 6 temanya di kawasan Marina Semarang. Sepanjang malam memancing hanya 1 temanya yang dapat ikan, sementara 5 lainnya termasuk penumpang tadi tidak dapat ikan. Padahal 1 orang yang dapat banyak ikan ini hanya memakai joran bambu biasa, sementara yang lain memakai paket memancing yang mahal. Teman-teman yang lain merasa heran, karena setiap kali umpan dilempar dia langsung dapat. Memancing malam itu selesai dan mereka pulang ke rumah.
Keesokan harinya, 1 orang yang dapat banyak ikan tadi malam itu ternyata tidak masuk kerja. Teman-temanya mengira dia mungkin sakit, kelelahan, atau sedang menikmati hasil memancing semalam. Mereka biasa saja dan menganggap tidak ada yang penting terjadi dengan temanya. Namun, setelah 3 hari ditunggu si teman yang memancing dan dapat banyak ikan itu tidak kunjung masuk kerja juga. Akhirnya mereka berinisiatif menjenguk temanya tadi. Setelah sampai di rumah temanya yang tidak masuk barulah mereka tau alasan sesungguhnya kenapa selama 3 hari ini dia absen kerja. Kondisinya ternyata memprihatinkan, selama tiga hari ini dia selalu dirundung ketakutan. Setelah dibujuk oleh teman2nya akhirnya dia bercerita kenapa begitu ketakutan selama 3 hari ini sehingga tidak masuk kerja.
Dia mulai bercerita, setelah acara mancing 3 malam yang lalu rupanya ada kejadian yang membuatnya sangat takut. Setiba di rumah, dia mengaku didatangi seorang perempuan yang meminta semua ikan yang didapatnya dari mancing malam itu dikembalikan ke tempat semula. Yang meminta ini bukan sembarang perempuan karena wujud atasnya manusia sementara kaki bawahnya berwujud ikan. Rupanya kejadian ini membuat takut setengah mati sehingga dalam tiga hari tidak masuk kerja. Sampai hari ini dia tidak berani lagi memancing. Stop total.
PErjalanan kreta kamandaka pagi ini sampai di Stasiun Semarang Poncol dan kami harus turun. Cerita penumpang sebelah saya juga selesai. Sampai cerita ini dituliskan saya juga tidak tau apakah cerita bapak penumpang di sebelah saya tadi realita atau halusinasi.
 
Artikel ini juga tayang di https://www.kompasiana.com/mubarokkom01/59e97c3228d54e0d297249e2/memancing-halusinasi-atau-realita

No comments:

Post a Comment