Perjalanan naik kreta Pekalongan-Semarang pagi ini diwarnai cerita
seru seorang penumpang tentang memancing. Kebetulan penumpang tersebut
duduk di sebelah saya, jadilah cerita memancing yang dia sampaikan mau
tidak mau harus saya dengarkan sambil sesekali menimpali.
Inti
ceritanya begini: Pada suatu malam penumpang tadi memancing dengan 6
temanya di kawasan Marina Semarang. Sepanjang malam memancing hanya 1
temanya yang dapat ikan, sementara 5 lainnya termasuk penumpang tadi
tidak dapat ikan. Padahal 1 orang yang dapat banyak ikan ini hanya
memakai joran bambu biasa, sementara yang lain memakai paket memancing
yang mahal. Teman-teman yang lain merasa heran, karena setiap kali umpan
dilempar dia langsung dapat. Memancing malam itu selesai dan mereka
pulang ke rumah.
Keesokan harinya, 1 orang yang dapat banyak
ikan tadi malam itu ternyata tidak masuk kerja. Teman-temanya mengira
dia mungkin sakit, kelelahan, atau sedang menikmati hasil memancing
semalam. Mereka biasa saja dan menganggap tidak ada yang penting terjadi
dengan temanya. Namun, setelah 3 hari ditunggu si teman yang memancing
dan dapat banyak ikan itu tidak kunjung masuk kerja juga. Akhirnya
mereka berinisiatif menjenguk temanya tadi. Setelah sampai di rumah
temanya yang tidak masuk barulah mereka tau alasan sesungguhnya kenapa
selama 3 hari ini dia absen kerja. Kondisinya ternyata memprihatinkan,
selama tiga hari ini dia selalu dirundung ketakutan. Setelah dibujuk
oleh teman2nya akhirnya dia bercerita kenapa begitu ketakutan selama 3
hari ini sehingga tidak masuk kerja.
Dia mulai bercerita,
setelah acara mancing 3 malam yang lalu rupanya ada kejadian yang
membuatnya sangat takut. Setiba di rumah, dia mengaku didatangi seorang
perempuan yang meminta semua ikan yang didapatnya dari mancing malam itu
dikembalikan ke tempat semula. Yang meminta ini bukan sembarang
perempuan karena wujud atasnya manusia sementara kaki bawahnya berwujud
ikan. Rupanya kejadian ini membuat takut setengah mati sehingga dalam
tiga hari tidak masuk kerja. Sampai hari ini dia tidak berani lagi
memancing. Stop total.
PErjalanan kreta kamandaka pagi ini
sampai di Stasiun Semarang Poncol dan kami harus turun. Cerita penumpang
sebelah saya juga selesai. Sampai cerita ini dituliskan saya juga tidak
tau apakah cerita bapak penumpang di sebelah saya tadi realita atau
halusinasi.
Artikel ini juga tayang di https://www.kompasiana.com/mubarokkom01/59e97c3228d54e0d297249e2/memancing-halusinasi-atau-realita
No comments:
Post a Comment