Thursday, August 22, 2013

“Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”

(Mengenang Persahabatan dan Secangkir Kopi Tumpah)


Secangkir kopi itu masih mengepulkan asap, aroma khasnya semerbak menusuk hidung, menggugah selera dan menggugah imaji. Sebelum memulai aktifitas di pagi hari, secangkir kopi menjadi teman yang tepat untuk membangkitkan  semangat. 

Setiap kali menatap secangkir kopi aku selalu terbayang teman kos di masa kuliah, namanya Aris. Teringat kembali sepenggal cerita beberapa tahun lalu ketika kami masih tinggal di kos yang sama. Pagi itu sekitar jam 3.30 pagi kami semua bangun untuk sahur puasa Ramadhan. Seperti biasa Aris selalu membuat secangkir kopi instan Good Day kesukaannya untuk menemani makan sahur. Pilihannya memang tepat yaitu “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”.

Ketika itu Aris masih anak baru di kos kami, dia baru saja diterima di Jurusan Teknik Kimia yang diidamkannya dari SMA. Pagi itu Aris mengambil gelas kemudian menuangkan kopi instan dan air panas ke dalamnya. Setelah mengaduk kopinya, Aris kemudian menaruhnya di meja ruang tengah yang biasa digunakan untuk kumpul dan makan bersama. Tanpa sengaja ketika dia mau pergi ke warung membeli makan sahur, tangannya menyenggol gelas kopi tadi sehingga isinya tumpah tanpa sisa. Secangkir kopi Good Day yang sudah dibuatnya harus melayang sebelum sempat dicicipi. 

Terlihat wajah Aris nampak muram, campur aduk antara malu, sampai menyesal kehilangan segelas “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”. 

Kemudian kuanjurkan ke dia untuk membuat lagi.
“Nyong gawe maning bae” (Ris buat lagi aja, kami memang biasa menggunakan bahasa ngapak ketika ngobrol, karena sama-sama berasal dari Cilacap)
“kuwe kopi terakhirku mas, ora duwe maning” (itu kopi terakhirku mas, sudah gak punya lagi. Ternyata kopi instan tadi adalah stok terakhir yang dimiliki Aris)
“tuku bae nang warung kan akeh” (beli aja di warung,masih banyak)

Ternyata Aris tidak mau beli lagi karena di Warung Bu Mirah langganan kami tidak ada kopi instan kesukaannya. Jadilah pagi itu Aris gagal menikmati kopi instan kesukaannya. Pagi itu aku jadi tahu kesukaan Aris pada “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”.

Kesukaan Aris pada kopi favoritnya memang beralasan. Yah bagi anak muda, Good Day memang memenuhi semua syarat untuk menjadi kopi favorit. Ada beberapa alasan sehingga Good Day layak disebut sebagai Kopi Instan favorit, diantaranya:

a. Memiliki banyak rasa

Varian rasa Good Day menunjukkan kesungguhannya untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen. Lihatlah gambar varian Good Day yang siap memanjakan selera penikmat kopi.
Ada varian rasa mocacino, vanila latte, coolin, coffemix, carrebian nut, tiramisu bliss,funtastic mocacino, freeze mocafrio dan tentu saja cappuccino. Bagi para penikmat kopi, banyaknya varian rasa yang dimiliki Good Day ini tentu bikin ngiler dan gak nahan untuk mencobanya. “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”.

b. Bisa dinikmati panas maupun dingin

Gak Cuma panas, kalau pas siang saya juga sering minum es kopi good day, rasanya tetap sama-sama nikmat. Semua varian bisa dinikmati ketika dingin,yang paling mantep tentu freeze mocafrio dan coolin.  

c. Capuccinonya Paling mantap

Cappuccino menjadi minuman favorit banyak orang. Setelah sempat gonta-ganti mencoba berbagai merk, akhirnya saya memilih Cappucino Good Daya yang paling pas dengan selera. Beberapa merk lain ada yang terlalu dominan rasa susu, ada juga yang agak pahit, sampai hambar gak jelas rasa cappuccinonya.

d. Desain kemasan yang menarik 

Di era yang serba cepat ini manusia, lebih suka yang simpel dan praktis. “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”, hadir dalam kemasan instan yang menarik. Tersedia dalam kemasan sachet dan botol. Ini contoh kemasan botolnya


Kemasan botol memudahkan kita untuk menikmatinya setiap saat. Tinggal buka tutupnya, terus nikmati enaknya. 


Lebih dari secangkir kopi

Secangkir kopi bagi sebagian orang lebih dari sekedar minuman. Ada semangat, keceriaan, harapan, cita-cita yang mengiringi setiap teguknya. Bagi saya secangkir kopi itu mengingatkan terus jalinan persahabatan yang telah terjalin. 
Mengawali pekerjaan, mengerjakan tugas kuliah, menonton sepakbola, ngobrol dengan tetangga selalu pas ditemani secangkir kopi. Sampai sekarang, kalau bertemu Aris kami masih sering tertawa kalau mengenang peristiwa itu. Secangkir kopi yang menemani persahabatan dan keakraban kami.

“Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”, menemani jalinan persahabatan di dunia yang katanya sudah serba materialistik ini. Ketika semua urusan harus disertai dengan uang ternyata secangkir kopi bisa menemani persabatan kami.
Senin, 19 Agustus 2013 lalu saya sempat silaturahmi ke rumah Mbah Kiyah, pemilik kos jaman kuliah dulu. Rumahnya yang sederhana sekarang sudah berubah menjadi bangunan permanen dua lantai. Bagian bawah disewakan untuk usaha salon sedangkan di lantai atas digunakan untuk café. 
Menatap bangunan megah itu, hilanglah sudah harapanku untuk mengenang kembali Wisma 276 tempat kos dahulu yang telah melahirkan banyak kenangan, dan persahabatan. Hilanglah tempat mulia yang telah membantu mewujudkan beragam cita-cita dari penghuninya. Kenangan “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”, milik Aris yang tumpah disaat sahur.

Sambil menengok kembali tempat kos saya dulu, saya juga menyusuri jalan Timoho Raya, kondisinya sudah sangat berbeda dengan ketika saya masih kuliah. Sepanjang jalan berdiri tempat usaha dan rumah kos dalam skala besar.

Ada yang menarik, ketika sepanjang jalan itu ternyata banyak penjual es juice yang menambah menunya dengan varian kopi instan. Kulihat Kopi Instan dan Capuccino Godd Day terpajang disana. Menurut beberapa penjual es juice disana, kopi instan ini lebih diminati pembeli daripada yang lain.

Kehadiran kopi instan dan cappuccino good day, bukan hanya tergaul dan terenak tetapi juga menginspirasi kelahiran banyak usaha. 
“Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak” menghidupkan usaha es juice dan milk shake, warung burjo, warung kopi dan menghidupi banyak orang. Ini menunjukkan kalau kopi instan dan capucino Good Daya memang banyak digemari. Sepanjang Jalan Timoho Raya saya lihat banyak anak muda yang membuka usaha ini, anak-anak kuliahan yang pandai membaca peluang dari kelahiran sebuah produk. Sebuah multiplayer effect dari kehadiran produk yang akhirnya melahirkan beragam inspirasi bagi bisnis lainnya.


          
catatan:

Jum'at 23 Agustus 2013, 10.30 WIB, ketika menulis di blog ini, saya dapat telfon dari Mas Amir, teman kosku dulu yang mengabarkan kalau Mbah Kiyah baru saja meninggal, teriring doa semoga amal dan segala kebaikannya diterima di sisi Alloh SWT, Amin)


5 comments:

  1. Kos mu jauh bgt dr kampus pak? Timoho kn daerah. Tembalang to?? Btw aku jg suka bgt goodday capucino.. Mantaabbs...
    Sukses buat lomba Blog nya :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyo mba, golek kos sing murah jaman itu
      gimana GA nya?

      Delete
  2. Postingannya bagus nih, Goodluck ya. :)
    Kunjung balik dan ditunggu komentarnya :)
    Salam Kenal.. :)
    Pulau Komodo Keindahan Raga Indonesia (PKKRI)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih kunjungannya, Pulau KOmodo emang keren

      Delete
  3. kopi goodday bwt campuran cake jg mantab tuh,. kalo gak percaya buktiin aja.. :)

    ReplyDelete