Monday, August 26, 2013

Menggosok Kemilau Dua Berlian dalam Satu Kejadian


Sampai hari ini luapan lahar dingin yang mengarah ke Magelang dan Yogyakarta belum juga usai. Di musim hujan seperti sekarang kekhawatiran datangnya lahar dingin semakin besar. Semenjak letusan Gunung Merapi pada 2010 lalu, kekhawatiran tersebut terus terpelihara. Bagi kami yang tinggal di daerah Magelang, letusan Merapi yang diikuti hujan abu dan lahar dingin telah mengajarkan kami pada dua hal penting. Ada berlian terpendam yang selalu ada dalam diri setiap manusia dan akan muncul ketika manusia menggosoknya dengan sungguh-sungguh. Kilaunya akan menerangi setiap langkah hidup manusia.

Pertama, kami belajar dan mempraktekkan indahnya nilai kesabaran. Ketika hujan abu menutupi langit, menumbangkan pepohonan karena panasnya, memutuskan arus listrik, membunuh ternak dan membuat hati kami terguncang, disaat bersamaan kami sesungguhnya sedang menggosok kesabaran sebagai berlian yang terpendam dalam hati kami. Kesabaran menyelesaikan begitu banyaknya persoalan hidup yang dihadapi manusia. Sungguh tanpa kesabaran maka musibah yang kami alami akan menghancurkan sisi yang lebih dahsyat dari diri kami sebagai manusia. Kehilangan harta benda dan saudara akan diikuti dengan hilangnya kerapuhan dan kekuatan hati kami sebagai manusia. Maka putus asa yang mendera akan menghancurkan segenap asa yang masih tersisa. Namun kesabaran membentengi kami dari sifat putus asa tersebut.

Kedua, kami menggosok indahnya nilai syukur yang ada dalam diri kami. Meski harta kami hilang, setidaknya kami masih bisa bersyukur diberi kehidupan dan kesempatan untuk memperbaiki segalanya. Letusan Merapi tidak hanya menimbulkan derita tetapi menghasilkan potensi kehidupan baik berupa pasir, batu dan kekayaan alam lainnya. Itu semua harus kami syukuri karena sesungguhnya banyak hikmah yang bisa dipetik dari setiap kejadian


No comments:

Post a Comment