Hari ini seorang mahasiswa sedang mempresentasikan skripsinya, dia mencoba mengutarakan segenap penelitian yang telah dilakukan. Mulai dari latar belakang, masalah, tujuan, hasil dan pembahasan sampai kemudian tahap kesimpulan. Semua proses nampaknya akan berjalan dengan lancar, sampai kemudian datanglah sebuah kerikil kecil yang terpaksa terinjak dan mengganggu prosees ujian skripsi hari ini.
Setelah di cek lembar acara ujian dan tentu saja kelengkapan lainnya, mulailah terkuak beberapa keganjilan diantaranya:
1. Dia salah menempatkan dosen penguji dan pembimbing sesuai dengan mekanisme yang benar, artinya seorang dosen yang seharusnya menjadi pembimbingnya justru ditempatkan sebagai penguji. Untunglah si Dosen tidak berberat hati dan memaafkan kesalahan mahasiswa ini. Coba kalau tidak berbesar hati dan menuntut sesuai haknya, bisa jadi ujian skripsi hari ini batal karena kesalahan tersebut.
2. Hampir dari awal sampai akhir terdapat banyak sekali kesalahan pengetikan, sebuah kesalahan yang sudah dibenarkan oleh pembimbingnya tapi tetap tidak diperbaiki. Muncullah sebuah anggapan dari para pembimbingnya kalau mahasiswa ini tidak sungguh-sungguh untuk memperbaiki skripsinya sesuai masukan pembimbing.
3. Bagi saya munculah dilema, apakah harus diteruskan ujian ini atau diluluskan atau sebaliknya si Mahasiswa ini disuruh memperbaiki skripsinya baru kemudian dijadwalkan ujian ulang. Dilema muncul mengingat tenggat waktu wisuda sudah dekat, dan dia termasuk mahasiswa angkatan lama yang harus segera lulus. jadilah sebagai manusia muncul perasaan iba, kasihan kemudia berusaha mencari beragam alasan logis agar mahasiswa ini tetap bisa ujian.
4. Secara pribadi saya menilai skripsi, tesis, atau disertasi seklaipun bukanlah akhir dari sebuah proses belajar di setiap jenjangnya. Sama seperti yang lain, ini tetaplah proses belajar yang terkadang baru awal dari proses keseluruhan belajar. Ada mahasiswa yang baru belajar berfikir logis, menulis ilmiah dan seabrek teori justru ketika dia mulai menulis skripsi.
Kalau dinilai sebagai awal atau proses belajar maka sejatinya kesalahan adalah kewajaran, yang penting ada kemauan untuk terus belajar, dan kelak menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama manusia.
No comments:
Post a Comment