“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang,
manusia mati meninggalkan memori”.
Setiap langkah dan derap kehidupan manusia selalu meninggalkan jejak.
Apapun bentuknya rekam jejak tersebut menjadi memori bagi kehidupannya maupun
kehidupan orang-orang di sekelilingnya. Memori bukanlah sekedar tinggalan masa
lalu atau serpihan dari sisa kehidupan. Lebih dari itu memori adalah catatan
eksistensi kehidupan manusia yang mengandung nilai informasi dan berguna bagi
masa kini maupun masa yang akan datang. Bagi sebuah bangsa, rekam jejak
perjalanan adalah suatu keharusan agar generasi mendatang bisa belajar dari
para pendahulunya. Eksistensi kehidupan dan kebudayaan manusia sangat
ditentukan oleh kemampuannya untuk mewariskan “memori” kepada generasi
penerusnya. Tanpa hal itu, sesungguhnya perjalanan sebagai sebuah bangsa
terhenti dan hilanglah identitas kebangsaannya.
Bagi bangsa Indonesia mewariskan nilai dan kepribadian yang diwariskan
dari para pendahulu bangsa ini berarti berupaya untuk menjaga tegaknya nilai
persatuan dan kesatuan. Ini adalah harga mati bagi sebuah negara kesatuan. Dengan
belajar ‘memori” bangsa yang telah ditorehkan para pendahulu kita, maka
sinambung kehidupan dan eksistensi Indonesia akan tetap terjaga. Dari catatan
sejarah kita semua bisa mengetahui bagaimana perjalanan kemerdekaan bangsa ini.
Catatan Sumpah Pemuda mengajarkan kepada kita bahwa persatuan dan kesatuan
adalah modal tak ternilai. Cerita para pahlawan dalam era revolusi memupuk jiwa
dan semangat kebangsaan untuk tetap mencintai dan berkorban bagi keutuhan
bangsa. Proklamator Bung Karno terkenal dengan slogannya “jas merah” (jangan sekali-kali melupakan sejarah). Beliau
mengingatkan kita semua bahwa mengetahui, menyimpan dan mempelajari sejarah
bangsa adalah suatu keniscayaan. Sejarah bangsa ditorehkan dalam beragam media
yang menjadi bahan belajar dan sumber pengetahuan bangsa. Kita mengenal arsip (record) sebagai
rekaman informasi dari seluruh aktivitas kehidupan. Arsip berfungsi sebagai
pusat ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, dan bukti eksistensi manusia.
Di sini nampak nyata bagaimana peran penting arsip dalam menyimpan rekam
jejak kehidupan manusia. Arsip
merupakan identitas kolektif bangsa yang akan bercerita kepada generasi
mendatang mengenai apa yang sudah dilakukan dalam perjalanan bangsa. Menurut bahasa, arsip merupakan informasi
yang direkam dalam bentuk atau medium apapun, dibuat, diterima, dan dipelihara
oleh suatu organisasi/lembaga/badan/perorangan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan. Bentuk media arsip
dapat berbasis kertas, dan media audio-visual . Di Indonesia kebijakan tentang kearsipan diatur
dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kearsipan, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997, tentang Dokumen Perusahaan. Kedua
peraturan ini telah di jabarkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yakni,
PP Nomor 34 Tahun 1979, PP Nomor 87 Tahun 1999, dan PP Nomor 88 Tahun 1999.
Dipandang dari nilainya, semua
orang akan mengatakan bahwa arsip
adalah sangat penting.
Seorang pakar mengungkapkan,
jika dunia tanpa arsip berarti
dunia tanpa memori, kepastian hukum,
sejarah, kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan identitas
kolektif. Karena itu menjaga arsip menjadi keniscayaan bagi sebuah
bangsa.
Kealpaan kita menjaga rekam jejak perjalanan bangsa ini telah mengakibatkan
lepasnya beberapa wilayah Indonesia. Indonesia sudah kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan, karena
kita kalah dalam perundingan internasional. Tidak cukup bukti dan argumen untuk
menguatkan kepemilikan terhadap kedua pulau tersebut. Kita perlu belajar dari hubungan dengan Malaysia
saat ini. Klaim-klaim Malaysia atas kekayaan negara kita, baik berupa
kebudayaan, pulau, maupun kekayaan alam lainnya, menunjukkan lemahnya
perlindungan terhadap kekayaan bangsa. Banyak kekayaan negara kita yang belum
di inventarisir dengan benar dan didaftarkan di PBB, sehingga negara lain
dengan mudah menggugat kekayaan kita. Kejadian yang sama berpeluang untuk terus
terjadi bila kita tidak serius dalam pendokumentasian fakta-fakta sejarah.
Sebagian besar orang tahu
bahwa arsip adalah bagia penting dalam kehidupan, namun mengapa mereka enggan
untuk menerapkan sistem yang benar? Persoalan terbesar dalam kearsipan adalah
bagaimana menyakinkan setiap orang akan pentingnya arsip sehingga mau
menerapkan sistem kearsipan yang benar. Upaya mewujudkan masyarakat sadar arsip
membutuhkan kerja keras dan tanggungjawab segenap elemen bangsa. Karena itu
sosialisasi yang terencana dan terarah perlu dilakukan agar pemahaman tentang
arsip dapat diterima semua orang. Jaman telah berubah dan kita kini memasuki
era digital sehingga sarana sosialisasi pun harus mengikuti kondisi tersebut.
Pemilihan media yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan sosialisasi yang
dilaksanakan.
PERAN SITUS
JEJARING SOSIAL
Era digitalisasi media tidak dapat dihindarkan. Tidak ada
lagi sekat antara belahan dunia satu dengan yang lain. Semua daerah berpotensi
untuk terhubung melalui perkembangan telepon dan internet. Mc
Luhan
mengungkapkan konsep (global village) untuk menggambarkan bagaimana sempitnya dunia setelah perkembangan
teknologi informasi. Bentuk bumi yang bulat, beserta seluruh
lekukan dan jaraknya seakan menjadi sebuah dataran yang sangat kecil dan tak
berarti. Internet merupakan saluran komunikasi interaktif, dimana manusia dapat
berinteraksi langsung dengan orang lain dari berbagai belahan dunia. Internet
adalah media konvergensi atau media yang menggabungkan unsur-unsur dari
perkembangan media cetak dan elektronik dalam satu media.
Lahirnya
internet mengubah pola hidup masyarakat dan memberikan kontribusi yang besar
dalam melakukan komunikasi, publikasi serta menjadi sarana untuk mendapatkan
berbagai informasi. Perkembangan
pengguna internet di Indonesia berkembang dengan pesat. Hampir semua lapisan
masyarakat yang telah menerima aliran listrik dan telepon, memiliki kesempatan
untuk menikmati internet. Beragam fitur dan layanan yang menarik ditawarkan,
salah satunya situs jejaring sosial yang menjadi sarana mengaktualisasikan
diri.
Layanan seperti blogs,
facebook, friendster, twitter, dan yahoo messenger banyak digemari oleh para
pengguna internet. Hampir setiap saat mereka menggunakan layanan tersebut baik
di sekolah, tempat kerja, maupun di rumah. Lewat sarana ini, kita selalu
terhubung dengan orang lain tanpa memandang waktu dan tempat karena saluran
internet juga bisa diakses menggunakan laptop dan telepon genggam yang
portabel. Setiap catatan, pesan, gagasan atau ucapan yang kita masukkan di
dalam situs jejaring sosial akan langsung terbaca dan dapat diakses oleh
ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan anggotanya. Situs jejaring sosial telah menjadi bagian dari
kehidupan hampir semua orang, baik tua maupun muda dan tanpa mengenal gender
serta status sosial. Dapat dikatakan, kini kita telah memasuki era hyperconnected
dimana setiap orang selalu terhubung dengan orang lain.
Sebagai contoh Facebook yang kini menjadi situs jejaring sosial nomor satu menyingkirkan Friendster,
Multiply.com, dan MySpace yang terlebih dulu muncul.
Indonesia yang sesungguhnya terbilang masih cukup buruk kondisi konektivitas
maupun amat rendah tingkat prosentase pengguna akses Internet on-line (0.5% dari 235 juta penduduk yang memiliki koneksi internet aktif) nyatanya menjadi salah satu negeri
yang tertinggi di kawasan ASEAN dalam pertumbuhan pengguna Facebook. Berdasar data tahun 2008 yang lalu pertumbuhan penggunanya mencapai: 645%. Diperkirakan sekarang ada
sekitar 3 juta pengguna Facebook di Indonesia. Akses pengguna Facebook asal
Indonesia mencatatkan angka 4% hingga dalam lingkup global dan duduk pada peringkat ke-5 dibawah pengguna asal AS, Inggris, Perancis, dan
Italia (Rizal Aachtung, 23 Mei 2009). Angka
ini mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan
peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008).
Fenomena inilah
yang kemudian memunculkan pernyataan bahwa Indonesia telah menjadi The
Republic of the Facebook (Putra, 2009). “Prestasi”
ini menjadikan Indonesia sebagai the fastest growing country on Facebook in
Southeast Asia. Lebih
dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya di berbagai penjuru
dunia.
Kondisi tersebut harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk sarana
sosialisasi pentingnya arsip. Bagian Humas Arsip Nasional Indonesia bisa
menggunakan media situs jejaring sosial untuk mensosialisasikan pentingnya
pengelolaan arsip. Dengan menggunakan akun di facebook, twitter, plurk, my
space dan lainnya sosialisasi bisa lebih cepat dilakukan. Ada beberapa
kelebihan situs jejaring sosial dibanding media konvensional dalam
mempublikasikan sesuatu.
Pertama, media yang interaktif
memungkinkan sosialisasi lebih menarik daripada acara seminar atau event ilmiah lainnya. Sifat media
internet yang mobile memungkinkan
sosialisasi dilakukan secara terus-menerus tidak terbatas ruang dan waktu.
Proses yang berkesinambungan ini memungkinkan pemahaman terhadap pentingnya
arsip berjalan dengan cepat. Melalui media yang interaktif, masyarakat bisa
mengajukan pertanyaan dan tanggapan tentang pentingnya arsip. Beragam artikel,
foto, atau materi sosialisasi yang menarik bisa dibuat di situs ini. Selain itu
keterlibatan para pengguna akun yang secara aktif memberikan tanggapan akan
lebih memperkuat opini yang disampaikan. Mereka yang telah paham arti penting
arsip, bisa membantu melakukan sosialisasi sehingga semakin cepat pemahaman
arti penting arsip. Model sosialisasi yang bersifat dua arah ini lebih mengena
daripada model satu arah.
Kedua, dalam waktu yang singkat
mampu menjangkau jutaaan orang. Dengan jumlah
teman yang terus bertambah di situs jejaring sosial merupakan modal sosialisasi
yang berharga. Kalau menggunakan media konvensional jangkauan sosialisasi akan
terbatas. Dengan menggunakan situs jejaring sosial waktu yang dibutuhkan lebih
singkat dan jangkauan lebih luas. Ketiga,
biaya yang lebih murah disbanding media konvensional. Dibanding mengadakan
seminar, pelatihan, kunjungan, dan iklan media situs jejaring sosial menawarkan
biaya yang lebih murah. Cukup menggunakan komputer dan saluran internet maka
sosialisasi sudah bisa dilaksanakan.
Pada akhirnya, upaya mewujudkan masyarakat sadar arsip adalah investasi
bangsa yang tak ternilai. Karena itu perlu upaya yang terencana dan sistematis
agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Ketika jaman telah bergeser menuju
era digitalisasi, maka kita juga harus mau berubah dan terus berkembang. Media
situs jejaring social bisa menjadi pilihan yang logis dalam upaya sosialisasi
pentingnya arsip dengan harapan segera terwujud masyarakat sadar arsip sehingga
kita menjadi bangsa yang memiliki ingatan kolektif kuat dan kokoh.
No comments:
Post a Comment